komunikasi modern


Penjelasan video conference ( VICON )

  1. Strategi Pengembangan video konferensi

Dalam implementasinya, strategi pengembangan video konferensi bisa saja dikembangkan

melalui beberapa strategi. Strategi tersebut antara lain, strategi perintisan/percontohan. Dalam

tahap ini model strategi perintisan dirancang untuk penggunaan yang terbatas, melalui

penciptaan model-model yang terbatas. Model video conference yang dikembangkan pada

tahap ini diharapkan dapat dicobakan, dinilai dan disempurnakan dalam ruang terbatas.

Misalnya dalam lingkup fakultas.

Strategi berikutnya adalah strategi penahapan. Perencanaan secara umum disiapkan secara

menyeluruh selangkah demi selangkah. Misalnya dikembangkan antar fakultas.

Stratetefgi yang terakhir adalah strategi serentak. Dimana implementasinya dilakukan secara

secara serentak dan menyeluruh. Untuk bisa sampai ketahap ini perlu hasil dari suatu kajian

model yang telah digagas dalam tahap terbatas dan pentahapan.

  1. Tujuan penyelenggaran video konferensi

Secara konseptual tujuan penyelenggaran video konferensi adalah untuk perluasan akses

terhadap pusat dan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Dalam takaran konsep,

teknologi video conferensi digunakan sebagai salah satu cara penyampaian dalam proses

pembelajaran berbasis elektronik. Sehingga video conferensi dalam konteks ini dirancang untuk

tujuan instruksional. Teknologi video konferensi untuk tujuan pembelajaran sifatnya lebih khusus

dan spesifik karena model ini berangkat dari kebutuhan pembelajaran yang mulai tahap

perencanaan, perancangan, implementasi dan evaluasi berpatokan pada kebutuhan pebelajar

sesuai tuntutan kurikulum institusi yang mengembangkan.

  1. Fungsi video conference dalam pembelajaran

Fungsi video conference dalam proses pembelajaran dalam suatu institusi dapat dibedakan

secara konseptual dan operasional. Fungsi konseptual akan meliputi fungsi pengayaan,

pengganti, pengajaran langsung dan penggerak (motivator).

Dalam fungsi pengayaan konferensi berbasis video dapat menyajikan bahan tambahan yang

tidak dapat diberikan oleh pendidik, bahan tambahan ini bisa saja untuk memantapkan apa

yang sebelumnya pernah diperoleh atau sekedar meningkatkan dan memperkaya

perbendaharaan kasanah informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Dalam fungsi

pengganti Program konferensi berbasis video, dapat pula menyajikan hal-hal yang tidak dapat

diperoleh oleh dari para pendidik, seperti misalnya menampilkan tokoh untuk meningkatkan

daya tarik dan aksentuasi, penyajian peristiwa masa lalu,. Sedangkan video konferensi dalam

fungsi pengajaran langsung biasanya dikemas untuk suatu tujuan khusus yang dinyatakan

eksplisit, misalnya coffe morning setiap hari rabu oleh Dirjen Dikti.

Sedang dalam fungsinya yang terakhir penyelenggaran video konferensi dalam pembelajaran

adalah untuk fungsi penggerak. Dalam konteks ini program video konferensi dapat menampilkan

rangsangan untuk suatu tindakan positif dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

sikap. Misalnya siaran format video realtime tentang suatu tokoh dalam pembelajaran yang

terkenal akan inovasinya.

  1. Komponens Sistem Video konferensi

Oleh karena sebuah sistem harus dibangun oleh beberapa komponen yang saling bersinergi,

berkolaborasi akan suatu tujuan, maka dalam penyelenggaran video konferensi persoalan pada

insfrastruktur, sarana dan prasarana sudah tidak menjadi persoalan lagi. Dalam konteks ini

persepsi dalam penyelenggaran video konferensi untuk memperluas akses terhadap pusat dan

sumber belajar menjadi garapan sangat serius pada komponen

1. hardware

2. insfrastruktur jaringan ( fisik dan logik)

3. software

4. materi

5. strategi interaksi, dan

6. pemeran

Konsep pembelajaran konvesional versus elektronik.

Penyelenggaran pembelajaran berkonsep konvensiona dan elektornik dapat dilihat secara jelas

perbedaannya pada ilustrasi dibawah ini :

Standar SIP

SIP adalah peer-to-peer signaling protokol, dikembangkan oleh Internet Engineering Task force (IETF), yang mengijinkan endpoint-nya untuk memulai dan mengakhiri sessions komunikasi. Di dalam IP dan telephone tradisional, selalu dibedakan dengan jelas dua tahap panggilan voice. Tahap pertama adalah Call Setup yang mencakup semua detail keperluan agar dua perangkat telephone dapat berkomunikasi. Tahap selanjutnya adalah transfer data dimana call setup sudah terbentuk. Di dalam VoIP, SIP adalah protocol call setup yang beroperasi pada layer aplikasi. Protokol lain dengan fungsi yang sama adalah H.323 yang dikeluarkan oleh ITU. SIP sangat fleksibel dan didesain secara general untuk setup real-time multimedia sessions antara group participants. Sebagai contoh, selain untuk call telephone yang sederhana, SIP dapat juga digunakan untuk set-up conference video dan audio atau instant messaging.

Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agent dan servers. User agent merupakan end point dari sistem dan memuat dua sub sistem yaitu user agent client (UAC) yang membangkitkan request, dan user agent server (UAS) yang merespon request. SIP server adalah kesatuan fungsi logic, dimana tidak perlu memisahkan alat secara fisik. Fungsi dari empat server tersebut yaitu:

  1. Proxy Server : merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang bertujuan untuk meminta request atas nama client yang lain. Proxy harus bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan SIP request pada user agent server, dan mengarahkan SIP respons pada user agent client . Proxy server juga berfungsi untuk melakukan routing, memastikan request disampaikan pada yang berhak menerima, dan juga membuat kebijakan seperti menyakinkan bahwa pemakai tertentu diijinkan untuk melakukan panggilan.
  2. Redirect Server: merupakan kesatuan logika yang mengarahkan satu klien pada perangkat pengganti dari Uniform Resorce indicators (URIs) untuk menyelesaikan tugas request.
  3. Registrar Server : menerima dan memproses pesan pendaftaran yang mengijinkan lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaannya. Registrar Server ini kerjanya berhubungan dengan Location Server.
  4. Location Server : menyediakan service untuk database abstrak yang berfungsi mentranslasikan alamat dengan kata / keterangan yang ada pada domain jaringan.

Messages yang terdapat pada SIP didefinisikan dalam dua format :

  1. Request, dikirim dari client ke server , yang berisi tentang operasi yang diminta oleh client tersebut.
  2. Responses , dikirim dari server ke client, yang berisi informasi mengenai status dari apa yang diminta oleh client.

Enam tipe dari request messages, diantaranya:

  1. INVITE : menunjukkan bahwa user atau service sedang diundang untuk bergabung dalam session. Isi dari pesan ini akan memasukkan suatu uraian menyangkut session untuk user yang akan diundang.
  2. ACK : mengkonfirmasi bahwa client telah menerima suatu final response untuk suatu INVITE request , dan hanya digunakan di INVITE request.
  3. OPTION : digunakan untuk query suatu server tentang kemampuan yang dimilikinya.
  4. BYE : dikirim oleh user agent client untuk menunjukkan pada server bahwa percakapan ingin segera diakhiri.
  5. CANCEL : digunakan untuk membatalkan suatu request yang sedang menunggu keputusan.
  6. REGISTER : digunakan oleh client untuk mendaftarkan informasi kontak. Response messages berisi status kode dan keterangan tentang kondisi dari request tersebut.

Nilai-nilai dari kode satatus yang serupa dengan penggunaan pada HTTP, dibagi dalam enam kategori:

  1. 1xx: Provisional, request telah diterima dan sedang melanjutkan proses.
  2. 2xx: Success, tindakan dengan sukses diterima, dipahami, dan disetujui.
  3. 3xx: Redirection, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memproses permintaan ini.
  4. 4xx: Client Error, permintaan berisi sintak yang salah dan tidak bisa dikenali oleh server sehingga server tidak dapat memprosesnya.
  5. 5xx: Server Error, server gagal untuk memproses suatu permintaan yang sah.
  6. 6xx: Global Failure, permintaan tidak dapat dipenuhi oleh server manapun. SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standar yang dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T.

Protokol SIP didukung oleh beberapa protokol, diantara lain:

  • IETF Session Description Protokol (SDP), merupakan protokol yang mendeskripsikan media dalam suatu komunikasi. Tujuan protokol SDP adalah untuk memberikan informasi aliran media dalam satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima informasi tersebut dapat berkomunikasi.
  • IETF Session Annoucement Protocol (SAP), merupakan suatu protocol yang setiap periode waktu tertentu mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.
  • IETF Real-Time transport protocol (RTP), menyediakan transfer media secara real time.
  • Real-Time Control Protokol (RTCP), mengatur sesi secara periodik mentrasmit paket yang berisi feedback atas kualitas dari distribusi data.
  • ITU_T Codec merupakan algoritma pengkodean yang direkomendasikan, seperti G.723.1, G711, G.728, dan G.729 untuk audio, atau H.261 untuk video.

Standart h 323

Pada sekitar tahun 1980-an, beberapa perusahaan besar di dunia mulai merasakan adanya kebutuhan untuk konferensi jarak jauh, baik berupa video maupun audio conferencing. Menanggapi kebutuhan tersebut, maka International Telecommunication Union (ITU) mengeluarkan standar H.320 yang berfungsi mengatur pelaksanaan video conferencing berbasis Integrated Service Digital Network (ISDN). Generasi kedua dari standar ini mengatur pelaksanaan video conferencing menggunakan PC, walaupun untuk koneksi jaringan tetap menggunakan ISDN. Tetapi pada era 90-an dimana Local Area Network (LAN) sudah menjadi sesuatu yang umum digunakan, belum terdapat satu standar yang mengatur pelaksanaan video conferencing dengan menggunakan LAN.

Standar H.323 dan H.324 merupakan standar baru yang mampu memenuhi kebutuhan conferencing menggunakan LAN. Standar H.323 mengatur pelaksanaan video conferencing menggunakan LAN dan untuk pertama kalinya memungkinkan adanya interoperabilitas antar hardware dan software yang dibuat oleh vendor berbeda. Standar H.324 dirancang untuk mengatur pelaksanaan video conferencing menggunakan jaringan telepon (PSTN).

Saat ini berbagai macam aplikasi H.323 telah tersedia, mulai dari aplikasi video conferencing, kolaborasi jarak jauh, electronic whiteboard, hingga Voice Over IP. Beberapa diantara aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang didistribusikan secara gratis melalui internet. Sebagai contoh, bagi anda yang ingin mengembangkan aplikasi berbasis H.323, anda dapat menggunakan H.323 stack yang telah dibuat oleh openH323 (http://www.openh323.org). Lalu, apabila anda tertarik untuk melakukan konferensi menggunakan standar H.323, anda dapat mengambil player gratis yang disediakan oleh Microsoft, yaitu Microsoft NetMeeting (http://www.microsoft.com/netmeeting). Sebagai perangkat tambahan apabila anda ingin melakukan video conferencing, anda dapat membeli kamera digital yang saat ini sudah bisa didapat dengan harga yang cukup murah.

Jenis VICON

Jenis Video Conference berdasarkan hubungan diantara pemakainya dapat dibagi dalam tiga bagian :

1. Real Time Colaborative Multiparty Conferencing (Konferensi banyak bagian dengan kerjasama secara seketika ), merupakan sarana hubungan konferensi yang seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif

2. Active Participation User, hubungan yang terjadi di antara pemakai dengan jaringankomputer atau basis data, merupkan jenis konferensi yang seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif

3. Passive Participation Users, keikutsertaan pemakai besifat pasif dan memerlukan hubungan yang seketika dan interaktif Jenis Video Conference menurut sistem terminalnya dibagi menjadi dua bagian :

1. Special Video Conferencing Terminal, merupakan suatu terminal khusus sebagai hasil integrasi produk-produk modular Video Conference. Bagian ini pengembangan dari tradisional Video Conferencing yang ditambahkan dengan perangkat seperti komputer, faks dengan VCR

2. PC-based Video Conferencing Terminal ,seperangkat komputer yang dapat ditingkatkan kemampuannya dengan menambahkan Video Codec, kamera, mikrofon, perangkat lunak dan sistem lainnya